Puisi Acep Zamzam Noor - Pernyataan Cinta

Advertisement
Puisi Cinta, adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Yang tersedia di sini hampir dari semua jenis mulai dari tentang cinta, sahabat, ibu, bahkan yang lucu juga tersedia. Sahabat Semua juga bisa mengirimkan hasil karya, dan nanti akan kami publikasikan Puisi Acep Zamzam Noor - Pernyataan Cinta.

Semua Konten atau Puisi ini adalah Murni kiriman dari Sahabat sahabat kupuisicinta terkecuali Puisi Kahlil Gibran, Chairil Anwar, Acep Syahril, Acep Zam-zam Noor, Ahmadun Yosi Herfanda, Emha Ainun Nadjib, Gowenawan Muhammad, W.S Rendra dan Puisi Wiji Tukul ini kami dapatkan dari berbagai sumber baik dari Media Cetak maupun Media Elektronik karena Karya Sastrawan Besar dibawah hanya semata-mata untuk memotivasi para sastrawan muda yang gemar akan sajak. Contohnya seperti Puisi Acep Zamzam Noor - Pernyataan Cinta

puisi cinta


Puisi Acep Zamzam Noor - Pernyataan Cinta


Kau yang diselubungi asap
Kau yang mengendap seperti candu
Kau yang bersenandung dari balik penjara
Tanganmu buntung karena menyentuh matahari
Sedang kakimu lumpuh
Aku mencintaimu
Dengan lambung yang perih
Pikiran yang dikacaukan harga susu
Pemogokan serta kerusuhan yang meletus
Di mana-mana. Darah dan airmataku tumpah
Seperti timah panas yang dikucurkan ke telingan
Kubayangkan tanganmu yang buntung serta kakimu
Yang lumpuh. Tanpa menunggu seorang pemimpin
Aku mereguk bensin dan menyemburkannya ke udara
Lalu bersama mereka akumelempari toko
Membakar pasar, gudang dan pabrik
Sebagai pernyataan cinta

Betapa menyedihkan mencintaimu tanpa kartu kredit
Tanpa kamar hotel atau jadwal penerbangan
Para serdadu berebut ingin menyelamatkan bumi
Dari gempa dahsyat. Kuda-kuda menerobos pagar besi
Anjing-anjing memercikkan api dari sorot matanya
Sementara aku melepaskan pakaian dan sepatu
Ternyata mencintaimu tak semudah turun ke jalan raya
Menentang penguasa atau memindahkan gunung berapi
ke tengah-tengah kota

Aku berjalan dengan membawa kayu di punggungku
Seperti kereta yang menyeret gerbong-gerbong kesedihan
Melintasi stasiun-stasiun yang sudah berganti nama
Kudengar bunyi rel yang pedih tengah menciptakan lagu
Gumpalan mendung meloloskan diri dari mataku
Menjadi halilintar yang meledakkan kemarahan
Pada tembok dan spanduk. Aku mencintaimu
Dengan mengerat lengan dan melubangi paru-paru
Aku mencintaimu dengan menghisap knalpot
Dan menelan butiran peluru

Wahai kau yang diselubungi asap
Wahai kau yang mengendap seperti candu
Wahai kau yang terus bersenandung meskipun sakit dan miskin
Wahai kau yang merindukan datangnya seorang pemimpin
Tunggulah aku yang akan segra menjemputmu
Dengan sebotol minuman keras


Sahabat Semua juga bisa mengirimkan hasil karya, dan nanti akan kami publikasikan. Mau itu puisi tentang cinta, sahabat, ibu, galau, pokoknya bebas. Banyak sekali pujangga yang lebih dulu mengukir nama seperti : Kahlil Gibran, Chairil Anwar, Acep Syahril, Acep Zam-zam Noor, Ahmadun Yosi Herfanda, Emha Ainun Nadjib, Gowenawan Muhammad, W.S Rendra dan Puisi Wiji Tukul. Dan berikut salah satu karya tentang Puisi Acep Zamzam Noor - Pernyataan Cinta